KEUTAMAAN HARI JUM'AT
Segala puji bagi Allah Rab semesta alam, shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Rasulullah y, beserta para keluarga, sahabat, dan orang-orang yang tetap istiqomah menegakkan risalah yang dibawanya hingga akhir zaman..
Wahai kaum muslimin ....Allah l telah menganugerahkan bermacam-macam keistimewaan dan keutamaan kepada umat ini. Diantara keistimewaan itu adalah hari Jum'at, setelah kaum Yahudi dan Nasrani dipalingkan dariny
Abu Hurairah zmeriwayatkan, Rasulullah bersabda:
"Allah telah memalingkan orang-orang sebelum kita untuk menjadikan hari Jum'at sebagai hari raya mereka, oleh karena itu hari raya orang Yahudi adalah hari Sabtu, dan hari raya orang Nasrani adalah hari Ahad, kemudian Allah memberikan bimbingan kepada kita untuk menjadikan hari Jum'at sebagai hari raya, sehingga Allah menjadikan hari raya secara berurutan, yaitu hari Jum'at, Sabtu dan Ahad. Dan di hari kiamat mereka pun akan mengikuti kita seperti urutan tersebut, walaupun di dunia kita adalah penghuni yang terakhir, namun di hari kiamat nanti kita adalah urutan terdepan yang akan diputuskan perkaranya sebelum seluruh makhluk". (HR. Muslim)
Al-Hafidz Ibnu Katsir berkata: "Hari ini dinamakan Jum'at, karena artinya merupakan turunan dari kata al-jam'u yang berarti perkumpulan, karena umat Islam berkumpul pada hari itu setiap pekan di balai-balai pertemuan yang luas.
Allah l memerintahkan hamba-hamba-Nya yang mukmin berkumpul untuk melaksanakan ibadah kepada-Nya. Allah l berfirman:
"Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat pada hari Jum'at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui". (QS. 62:9)
Maksudnya, pergilah untuk melaksanakan shalat Jum'at dengan penuh ketenangan, konsentrasi dan sepenuh hasrat, bukan berjalan dengan cepat-cepat, karena berjalan dengan cepat untuk shalat itu dilarang. Al-Hasan Al-Bashri berkata: Demi Allah, sungguh maksudnya bukanlah berjalan kaki dengan cepat, karena hal itu jelas terlarang. Tapi yang diperintahkan adalah berjalan dengan penuh kekhusyukan dan sepenuh hasrat dalam hati. (Lihat Tafsir Ibnu Katsir : 4/385-386).
Ibnu Qayyim Al-Jauziyah berkata: Hari Jum'at adalah hari ibadah. Hari ini dibandingkan dengan hari-hari lainnya dalam sepekan, laksana bulan Ramadhan dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya. Waktu mustajab pada hari Jum'at seperti waktu mustajab pada malam lailatul qodar di bulan Ramadhan. (Zadul Ma'ad: 1/398).
KEUTAMAAN HARI JUM'AT
1. Hari Terbaik
Abu Hurairah z meriwayatkan bahwa Rasulullah y bersabada: "Hari terbaik dimana pada hari itu matahari terbit adalah hari Jum'at. Pada hari itu Adam diciptakan, dimasukkan surga serta dikeluarkan darinya. Dan kiamat tidak akan terjadi kecuali pada hari Jum'at
2. Terdapat Waktu Mustajab untuk Berdo'a.
Abu Hurairah z berkata Rasulullah y bersabda: " Sesungguhnya pada hari Jum'at terdapat waktu mustajab bila seorang hamba muslim melaksanakan shalat dan memohon sesuatu kepada Allah pada waktu itu, niscaya Allah akan mengabulkannya. Rasululllah y mengisyaratkan dengan tangannya menggambarkan sedikitnya waktu itu (H. Muttafaqun Alaih)
Ibnu Qayyim Al Jauziah - setelah menjabarkan perbedaan pendapat tentang kapan waktu itu - mengatakan: "Diantara sekian banyak pendapat ada dua yang paling kuat, sebagaimana ditunjukkan dalam banyak hadits yang sahih, pertama saat duduknya khatib sampai selesainya shalat. Kedua, sesudah Ashar, dan ini adalah pendapat yang terkuat dari dua pendapat tadi (Zadul Ma'ad Jilid I/389-390).
3. Sedekah pada hari itu lebih utama dibanding sedekah pada hari-hari lainnya.
Ibnu Qayyim berkata: "Sedekah pada hari itu dibandingkan dengan sedekah pada enam hari lainnya laksana sedekah pada bulan Ramadhan dibanding bulan-bulan lainnya". Hadits dari Ka'ab z menjelaskan: "Dan sedekah pada hari itu lebih mulia dibanding hari-hari selainnya".(Mauquf Shahih)
4. Hari tatkala Allah l menampakkan diri kepada hamba-Nya yang beriman di Surga.
Sahabat Anas bin Malik z dalam mengomentari ayat: "Dan Kami memiliki pertambahannya" (QS.50:35) mengatakan: "Allah menampakkan diri kepada mereka setiap hari Jum'at".
5. Hari besar yang berulang setiap pekan.
Ibnu Abbas z berkata : Rasulullah y bersabda:
"Hari ini adalah hari besar yang Allah tetapkan bagi ummat Islam, maka siapa yang hendak menghadiri shalat Jum'at hendaklah mandi terlebih dahulu ......". (HR. Ibnu Majah)
6. Hari dihapuskannya dosa-dosa
Salman Al Farisi z berkata : Rasulullah y bersabda: "Siapa yang mandi pada hari Jum'at, bersuci sesuai kemampuan, merapikan rambutnya, mengoleskan parfum, lalu berangkat ke masjid, dan masuk masjid tanpa melangkahi diantara dua orang untuk dilewatinya, kemudian shalat sesuai tuntunan dan diam tatkala imam berkhutbah, niscaya diampuni dosa-dosanya di antara dua Jum'at". (HR. Bukhari).
7. Orang yang berjalan untuk shalat Jum'at akan mendapat pahala untuk tiap langkahnya, setara dengan pahala ibadah satu tahun shalat dan puasa.
Aus bin Aus z berkata: Rasulullah y bersabda: "Siapa yang mandi pada hari Jum'at, kemudian bersegera berangkat menuju masjid, dan menempati shaf terdepan kemudian dia diam, maka setiap langkah yang dia ayunkan mendapat pahala puasa dan shalat selama satu tahun, dan itu adalah hal yang mudah bagi Allah". (HR. Ahmad dan Ashabus Sunan, dinyatakan shahih oleh Ibnu Huzaimah).
8. Wafat pada malam hari Jum'at atau siangnya adalah tanda husnul khatimah, yaitu dibebaskan dari fitnah (azab) kubur.
Diriwayatkan oleh Ibnu Amru , bahwa Rasulullah y bersabda:"Setiap muslim yang mati pada siang hari Jum'at atau malamnya, niscaya Allah akan menyelamatkannya dari fitnah kubur". (HR. Ahmad dan Tirmizi, dinilai shahih oleh Al-Bani)
Kamis, 23 Desember 2010
Rabu, 22 Desember 2010
may...
MAY...q tau..sadar.... Sebenarnya aq sendirilah yang tlah merusak semua kebahagiaan kita dulu...
Aq yang melukai semua kenangan indah kita ini....
Maafkan aq....
Aq tak tahu sampe kapan perasaanku sayangku ini untukmu...
Sejauh ini jujur aq sulit menepikanmu dari hati dan pikiranku....
Mgkn aq hanya akan pantas mencintai tanpa dicintai.....
bawang putih
KHASIAT EKSTRA MENTAH BAWANG PUTIH MELAWAN INFEKSI ESCHERICHIA COLI, STAPHYLOCOCCUS AUREUS, STREPTOCOCCUS PNEUMONIA, DAN PSEUDOMONAS AERUGINOSA
Keberadaan mikroorganisme patogen menyebabkan infeksi populasi masuk rumah sakit 750 kamar rumah sakit spesialis, Yola, Nigeria diteliti selama 2 periode dan setengah tahun. Stahylococus aureus, escherichia coli, streptococcus pneumonia, dan pseudomonas aeruginosa dipilih melalui kuesioner atau daftar pertanyaan sebagai bakteri umum yang menyebabkan infeksi masuk rumah sakit, dan diasingkan dari contoh atau bahan percobaan diperoleh dari pasien yang mengaku pada rumah sakit untuk alasan lebih infeksi yang disebabkan oleh bakteri ini. Pengaruh air, etanol, dan ekstrak obat bius bawang putih melawan infeksi S. aureus, E. Coli, S. pneumonia, dan P. Aeruginosa diteliti dibawah berbagai penggunaan kondisi seperti variasi suhu dan pH. Pada konsentrasi 100 mg/ml, semua ekstrak mentah bawang putih mencegah pertumbuhan bakteri patogen, meskipun kelemahan kadarnya bermacam-macam. Namun, laboratorium bakteri yang digunakan sebagai kontrol lebih rentan daripada bakteri infeksi mereka. Aktivitas lebih kuat dibawah suhu tinggi dan sedikit nilai pH asam. Nilai MBC ekstrak encer untuk S. aureus 75 mg/ml; S. pneumonia 100 mg/ml; E. Coli 125 mg/ml; dan P. Aeruginosa 150 mg/ml. Kestrak cair lebih manjur daripada ekstark organik, dan semua kegiatan bermutu rendah, ketika dibandingkan pada antibiotik standar, metronidazole, positif gram S. aureus lebih rentan pada pengaruh racun bawang putih daripada bagian negtifnya. Hasil yang diperoleh dari pembelajaran ini menandai bahwa ekstrak cair bawang putih bisa digunakan sebagai antibiotik biasa untuk melawan agen infeksi yang sangat lazim di rumah sakit kita.
Kata kunci = patogen, antibakteri, bawang putih, kerentanan, infeksi, lazim.
Pendahuluan
Manusia telah menggunakan produk alami binatang, tumbuhan, dan sumber mikroba selama beribu-ribu tahun baik dalam bentuk murni atau asli maupun ekstrak mentah. Campuran bioaktif dari bermacam-macam sumber telah diisolasi dan digolongkan di seluruh dunia. Penyaringan sistematis material tanaman mewakili semua usaha penting untuk menemukan bioaktif baru yang dibutuhkan potensial terapi untuk perang melawan mikroorganisme patogen, khususnya berkenaan dengan hal itu berdasarkan pada rumah sakit. Uraian struktur kimia dari beberapa campuran ini menunjukkan pada sintesis dan produksi lebih manjur dan obat lebih aman.Namun, dalam beberapa dekade yang lalu, perlawanan mikroba muncul untuk beberapa agen yang ada, hingga mengharuskan pencarian obat baru. Meningkatnya kepercayaan pada obat dari sumber alami menuju pada penyulingan dan perkembangan beberap obat dan agen kemoterapi dari tanaman tradisional yang sekarang ini sedang hangat dijadikan topik. Faktanya, penggunaan tanaman obat-obatan untuk mengobati penyakit bermacam-macam etiology bagian dari tradisi Afrika, tetapi walaupun beribu-ribu tahun digunakan, tidak satupun campuran tanaman bioaktif yang telah dieksploitasi untuk penggunaan klinik seperti antibiotik, meskipun beberapa campuran alkaloidal seperti quinine dan emetin telah dikembangkan sebagai agen kemoterapi.. Menimbang kemanjuran tanaman berdasarkan campuran antimikroba, Sibanda dan Okoh menyatakan bahwa proporsi bagus seperti campuran merupakan agen aktivitas spektrum lemah atau sempit yang bertindak dengan sinergik secara instrinsik dihasilkan pencegah effluk. Namun, campuran bioaktif tanaman asli ketika digunakan bersama-sama dengan antibiotik bisa meningkatkan sensitivitas sel mikroba pada antibiotik. Ini bisa menjadi nilai besar dalam melawan infeksi yang disebabkan oleh patogen jahat dan bakteri tahan obat yang sekarang menyebabkan kesehatan masyarakat penting bagi negara kaya dan miskin.Banyak pembelajaran melibatkan S.aureus, E.coli, S.pneumoniea, dan Pseudomonas aeruginosa sebagai pemimpin agen penyebab komunitas dan infeksi yang diperoleh rumah sakit segera. Setelah pengakuan, mikroorganisme umum dilingkungan rumah sakit pasien menjajah kulit pasien, membran mucous,mata, telinga, lubang hidung sebaik ureter anterior. Dengan masuknya pipa yang dimasukkan ke dalam lubang tubuh dan atau peralatan medis lainnya, mikroba didorong ke dalam lubang kemih atau dengan catheter indwelling mungkin berpindah tempat menuju kandung kemih dan dari sana masuklah darah. Infeksi nosocomial adalah masalah kesehatan global yang mempengaruhi perkembangan negara. Infeksi yang paling sering adalah pembedahan dan tempat pipa yang dimasukkan ke dalam lubang tubuh terluka, darah, kulit, infeksi sistem pernapasan atas dan bawah. Infeksi ini disebabkan oleh organisme oportunis yang relatif sedikit. Organisme ini yang menyebabkan infeksi nosocomial mempunyai beberapa faktor jahat termasuk formasi biofilm di permukaan koloni. Biofilm adalah terkenal sulit untuk mengeliminasi dan bertindak sebagai sumber dari beberapa infeksi yang suka melawan atau jahat. Formasi biofilm pada alat biomedis menjelaskan jatuhnya infeksi alam di beberapa pasien dan menyumbang lemahnya pembasmian bakteriologis dalam katup terinfeksi dan trombin intrasvaskuler. Faktor- faktor pendukung munculnya dan menyebarnya infeksi nosocomial adalah ilmu kesehatan kurang, kepadatan yang berlebihan, kebutuhan yang sangat akan umur, kekebalan rusak, beratnya penyakit, pembukaan antibiotik spektrum luas dan penggunaan immunos uppressants sebaik dengan prosedur pembedahan dan teknik penyerbuan. Akibat dari infeksi nosocomial pada individual atau komunitas termasuk seringnya kunjungan rumah sakit, tingginya angka penyakit, hilangnya produktivitas dan kematian, menyiksa keluarga dan dana rumah sakit dan staf rumah sakit ini juga menyelewengkan sumber keuangan yang bisa sebaliknya digunakan untuk promosi kesehatan dan mengancam suksesnya usaha global untuk memberantas infeksi paling utama penyakit kemiskinan dan ketidaktahuan.organisme ini yang menyebabkan infeksi nosocomial umum di lingkungan rumah sakit, daya tahan banyak obat, tidak mempunyai syarat pertumbuhan yang sangat kritis dan bisa bertahan di variasi suhu yang luas dan Ph menggunakan berbagai dasar sebagai sumber karbon dan energi.
Bawang putih adalah salah satu tanaman yang diteliti dengan serius pada beberapa tahun terakhir. Bawang putih telah digunakan berabad- abad untuk melawan infeksi. Masyarakat Mesir pada awalnya menggunakan bawang putih untuk merawat diare, Yunani kuno menggunakannya untuk mengobati sakit kepala, flu, sakit tenggorokan dan demam. Di Afrika, khususnya Nigeria, menggunakannya untuk mengobati sakit perut, diare, media otitis, dan infeksi sistem pernapasan. Konstituante fitokimia bawang putih telah dibangun pembelajaran terdahulu. Sifat antimikroba bawang putih pertama digambarkan oleh Pasteur tahun 1958, sejak itu, penelitian telah mendemonstrasikan kemanjurannya melawan bakteri, protozoa, jamur, dan beberapa virus. Pembelajaran terdahulu juga menandai bahwa bawang putih mempunyai anti-neoplastik, kardiovaskuler, perangsang kekebalan dan khasiat hypoglycaemic. Perkembangan daya tahan untuk sebagian agen antimikroba, munculnya penyakit barudan timbulnya penyakit lama terpikir untuk dibawa dibawah kontrol mengharuskan pencarian agen baru. Namun, walaupun isi bacaan menggambarkan manfaat bawang putih dalam mengobati infeksi, ada sedikit atau tidak ada kegiatan yang dilakukan untuk menilai manfaat bawang putih untuk melawan rumah sakit terinfeksi. Tujuan dari kegiatan ini untuk mempelajari manfaat bawang putih melawan beberapa mikroorganisme yang sering menyebabkan infeksi nosocomial di 750 kamar rumah sakit.
Bahan dan metode
2 kg bawang putih diperoleh dipasar Yola, Pemt. Lokal Yola Selatan Negara Adamawa, Nigeria bawang putih diidentifikasi dan dibuktikan di Fakultas Ilmu Biologi, Sekolah Ilmu Murni dan Terapan, Universitas Teknologi Federal, Yola.
Bawang putih dicuci dengan cermat dibawah keran air mengalir, setelah steril dipotong menjadi potong-potongan kecil dengan pisau kemudian disimpan dalam tempat kering selama 7 hari suhu antara 32°-35°C.potong-potong yang sedikit kering kemudian diremukkan menggunakan alat penumbuk dan lesung, dan tinggalkan untuk kering di tempat kering disuhu kamar selama 7 hari. bawang putih kering menjadi bentuk serbuk dengan blender.
Persiapan ekstrak
200 gram serbuk baawang putih disuling dengan 500 ml pelarut (air sulingan, 95% etanol dan kloroform, berturut-turut) untuk 24 jam dengan menggunakan alat soxhlet. Ekstrak dipadatkan menggunakan alat putaran penguap pada suhu 40°C.
Pemiliham pasien untuk koleksi bahan percobaan dan isolasi mikroorganisme
Pemilihan pasien untuk koleksi bahan percobaan sebaik pemilihan mikroorganisme yang berdasarkan pada analisis jawaban kuisioner lebih awal pada kabar staf rumah sakit dari 750 kamar rumah sakit spesialis, Yola, Nigeria, diantara hal lain, nama mikroorganisme yang sering menyebabkaninfeksi nosocomial dan beberapa tempat menular dari dimana organisme akan disembuhkan. Dari analisis kuisioner, S.aureus, E.coli, S.pneumoniea, dan P.aeruginosa dipilih sebagai bakteri paling umum yang menyebabkan infeksi nosocomial di 750 kamar rumah sakit penyakit yang diberantas populasi masuk rumah sakit pada penerimaan rumah sakit berdasar infeksi juga dinilai dan penyakit ini termasuk pembedahan luka, tempat catheter, tempat tisu kulit dan lembut, terbakar, air kencing, dan sistem pernapasan, HIV/AIDS, kanker, ruang ICU, tubercolusis, dan penyakit yang berhubungan dengan darah. Paien mengaku masuk bangsal untuk penyakit yang dipilih sebagai kasus pasien. Dari pasien tersebut bahan percobaan dikumpulkan dan disaring untuk kehadiran organisme terpilih, dan pasien ditemukan menyembunyikan organisme terpilih pada tahap awal dari rumah sakit tinggal mereka terlarang dari pmbelajaran. Pasien yang spesimennya tidak menghasilkan tes organisme lebih jauh diteliti selama mereka masih opname.(±48-72 jam) dan spesimen cocok ( urine, dahak/air ludah, luka menetes/memancar, nanah, berak) kemudian dikumpulkan untuk investigasi mikrobiologi. Periode diperpanjang untuk meyakinkan bahwa organisme diisolasi dari kumpulan spesimen/contoh mungkin seperti patogen nosocomial yang diperoleh selama opname. Periode kumpulan bahan percobaan antara Januari 2003-Juli 2005. bahan percobaan dikumpulkan setelah menjelaskan tujuan penelitian pada pasien. Waktu mengumpulkan bahan percobaan ditentukan oleh staf rumah sakit. Seharusnya ditandai bentuk permintaan dibarengi masing-masing bahan percobaan. Organisme diisolasi dari berbagai bahan percobaan (urine, luka bakar, dahak, berak, pembedahan luka, dan tempat catheter, darah dan nanah)E.coli(NEC1), S.aureus(NSA1),P.aeruginosa(NPA1), dan S.pneumoniae(NSP1).Masing-masing bakteri diisolasi dan diidentifikasi sebagaimana mestinya mengikuti standar prosedur mikrobiologi seperti digambarkan oleh Chees brough (2002) untuk menangani dan mengidentifikasi bahan percobaan klinis. Tentunya, banyak bakteri lain yang juga diisolasi dari beberapa bahan percobaan. Percobaan paralel melibatkan laboratorium standar bakteri yang melibatkan S.aureus(FMSA2), E.coli(FMEC2), S.pneumonieae(FMSP2), dan P.aeruginusa(FMPA2)digunakan sebagai kontrol yang berjalan bersamaan dengan diisolasinya patogen nosocomial.
Bakteri yang diisolasi kemudian diangkut ke Fakultas Mikrobiologi Universitas Teknologi Federal, Yola pada bahan gizi miring dan disimpan di lemari es pada suhu 2-8°C sampai dibutihka. Keaslian organisme di cek pada jarak reguler dengan melapisi dan mengotori.
Persiapan inoculum
Standarisasi pemeliharaan dilakukan menurut metode Baker dan Thornberg(1983). Dengan jelas, 1ml pemeliharaan organisme dipipetkan ke dalam botol steril yang mengandung 1ml bahan gizi air daging. Kemudian garam biasa ditambahkan sedikit demi sedikit ke dalamnya jadi untuk membandingkan kekeruhan 0,5 standar Mac Farland yang disamakan kira-kira 1,0´108 sel.
Pengujian kadar logam antibakteri
Metode digambarkan oleh Emeruwa (1982) digunakan 1ml organisme biasa ke 0,5 diatas standar Mac Farland disuntik ke dalam piring petri 90mm, kemudian 19ml gizi lelehan agar-agar 45°C ditambahkan, dan piring dikocok dengan hati-hati untuk mencampurkan isi. Agar-agar diberikan untuk mengeraskan bangku datar 64mm dalam dituangkan diagar-agar dengan bantuan steril 10mm sumbat bor. Serbuk bawang putih kering disusun kembali oleh larutan 20gr masing-masing dalam10ml pelarut. 500ml dari 50mg/ml masing-masing ekstrak mentah dipipetkan ke dalam lubang bor dari agar-agar. 500ml masing-masing pelarut asli digunakan sebagai kontrol negatif dan 500ml dari 50 mg/ml larutan antibiotik metronidazole digunakan sebagai kontrol positif. Piring ditinggalkan pada bangku datar selama 1jam untuk mengeringkan, sebelumnya inkubasi pada 37°C selama 18jam. Aktivitas antibakteri dinilai oleh mengukur diameter zona penghambat pertumbuhan. Masing-masing percobaan diadakan 3x dan arti dari 3 hasil tersebut diambil untuk tes dan kontrol organisme.
Efek aktivitas ph
Ditunjukkan menggunakan metode Emeruwa (1982). 20gr contoh bubuk kering dilarutkan dalam 10,0ml air suling steril, kemudian dicek dengan digital ph meter kemudian 500ml ekstrak biasa ke ph 3-6 dimasukkan ke dalam bor pada piring agar bergizi mengandung pemeliharaan organisme biasa pada standar 0,5 Mac Farland. Diinkubasi pada 37°C selama 24 jam dan zona penghambat pertumbuhan dihasilkan dan diukur. Prosedur yang sama diulangi lagi seperti yang diatas kecuali 1M NaOH digunakan di tempat 1 NHCl untuk diatur ph 7-10.Maksud dari 3 hasil tersebut diambil untuk tes dan kontrol organisme.
Efek suhu pada aktivitas
Ditunjukkan juga dengan menggunakan teknik yang digambarkan oleh Emeruwa (1982). Menggunakan pengocok air mandi, suhu ekstrak meningkat pada suhu 30, 50, 60, 80, dan 100°C berturut-turut. 500ml ekstrak encer masing-masing suhu ini dimasukan ke dalam bor pada piring gizi agar-agar yang mengandung organisme terdahulu diatur pada standar 0,5 Mac Farlan. Di inkubasi pada 37oC selama 18 jam dan zona penghambat dihasilkan dan diukur. Ekstrak dengan tanpa diatur pH 7 digunakan sebagai kontrol. Maksud hasil rangkap 3 diambil masing-masing 6 organisme.
Penentuan konsentrasi minimum penghambat (MIC)
Konsentrasi minimum penghambat ditentukan oleh metode mencairkan air daging Sahm dan Washington (1990). Ekstrak mentah dicairkan ke berbagai tingkat konsentrasi dari 50-500 mg/ml di air daging yang bergizi. 500ml masing-masing konsentrasi ditambahkan ke-2 ml air daging bergizi dalam pipa tes disusun pada rak pipa tes. Kemudian 1 ml (108 Cfu/ml) organisme ditambahkan ke isi pipa tes dan pipa tes diinkubasi pada 37oC selama 18 jam. 500 ml larutan metronidazole (5-200 mg/ml) termasuk dalam percabaan sebagai kontrol positif. 500 ml larutan pelarut asli ditambahkan dalam pipa tes dan digunakan sebagai kontrol negatif. MIC diambil sebagai konsentrasi ekstrak terendah yang tidak dibolehkan pertumbuhan tampak untuk masing-masing 6 bakteri.
Tabel 1.Aktivitas antibakteri ekstrak mentah bawang putih
Bakteri | Kode | Zona penghambat pertumbuhan (mm) | |||
Air | Etanol | Kloroform | Metronidazole | ||
S.aureus | NSA1 | 28 | 24 | 23 | 32 |
| FMSA2 | 33 | 30 | 30 | 34 |
E.coli | NEC1 | 20 | 18 | 16 | 28 |
| FMEC2 | 27 | 25 | 25 | 31 |
S.pneumoniae | NSP1 | 23 | 21 | 19 | 30 |
| FMSP2 | 29 | 28 | 28 | 33 |
P.aeruginosa | NPA1 | 10 | 8 | 7 | 21 |
| FMPA2 | 15 | 13 | 12 | 26 |
Penentuan konsentrasi minimum bakteri (MBC)
Untuk menentukan MBC, 100 ml pemeliharaan diambil dari masing-masing pipa air daging yang ditunjukkan tidak ada pertumbuhan dan dimasukkan ke piring agar-agar segar. Setelah inkubasi selama 48 jam, piring diamati untuk tumbuh. Konsentrasi ekstrak menunjukkan tidak ada pertumbuhan yang nampak yang direkam sebagai MBC.
Hasil dan diskusi
Konstituen bawang putih telah lama dikenal dan sifat antimikrobanya telah dilaporkan secara luas. Aktivitas antimikroba pada tumbuhan ekstrak termasuk bawang putih telah menghubungkan kehadiran beberapa campuran bioaktif. Metabolisme sekunder juga melayani untuk melindungi tanaman melawan bakteri, jamur, dan infeksi virus.campuran bioaktif ini dikenal bekerja secara sinergi untuk menghasilkan berbagai efek pada manusia dan hewan. Namun, sebagian laporan pada aktivitas bawang putih banyak terfokus pada mikroflora dan komunitas yang mendapat infeksi, sementara informasi aktivitasnya melawan rumah sakit berdasar patogen hanya sedikit.
Zona ukuran besar penghambat pertumbuhan dihasilkan oleh ekstrak bawang putih melawan bakteri nosocomial menandai potensi dasar aktif dalam bawang putih. Obat-obatan yang ada di tanaman dikenal sebagai dasar aktif. Dasar aktif dibagi secara kimia menjadi sejumlah klas kimia termasuk glikosida, alkaloid, minyak folatil, steroid, flavonoid, resin, dan sterol. Sebagian dasar aktif dapat mengukur aktivitas bakteri melawan mikroorganisme. Dalam pembelajaran ini, S. aureus (NSA1) paling rentan pada prinsip aktif yang ada di bawang putih mendekati diikuti oleh S. pneumonia (NSP1) seperti yang ditunjukkan di tabel 1. S. aureus (NSA1) mempunyai zona penghambat pertumbuhan dengan diameter 28 mm di air, 24 mm di etanol dan 23 mm di ekstrak kloroform, sementara S. pneumonia (NSP1) mempunyai zona penghambat pertumbuhan berdiameter 23 mm di air, 21 di etanol, dan 19 mm di ekstrak kloroform. Bakteri ini mungkin kekurangn beberapa jalan kecil alternatif biokimia yang tidak bisa dipengaruhi oleh ekstrak bawang putih. E. Coli (NEC1) kurang rentan dengan diameter 20 mm di air, 18 mm di etanol, dan 16 mm di ekstrak klorofrom. P. Aeroginosa (NPA1) kurang lebih rentan digunakan di semua tes bakteri dengan penghambat pertumbuhan beridameter 10 m di air, 8 mm di etanol, 7 mm di ekstrak klorofom. Perilaku E. Coli (NEC2) dan P. Aeroginosa (NPA1) mungkin karena perluasan enzim yang mungkin hancur atau dalam mengaktifkan beberapa fitokonstituen bioaktif di bawang putih. Lagipula, kealamian komplek sampul sel gram bakteri negatif telah diamati untuk memperlambat atau mencegah bagian beberapa agen antimikroba melalui dinding sel. Umumnya, pertumbuhan semua bakteri dihambat melalui berbagai tingkat, sama dengan hasil dari Ankri dan Mirelman (1999). Data dibuat oleh Jaber dan Al-Mozawi (2007) menunjukkan bahwa S. aureus lebih rentan daripada E. Coli dan pengamatan sama dibuat di pembelajaran ini. Ekstrak larutan lebih manjur daripada ekstrak organik sama dengan pengamamatan Roy dan Jaber dan Al-Mozawi (2007), tetapi berlawanan dengan Debnath (2005). Indikasi jelas bahwa sistem pelarut berperan penting dalam daya larut material tanaman dan juga mempengaruhi aktivitas antibakteri obat mentah. Sejak ahli jamu biasanya menggunakan air untuk menyiapkan pemasukan dan jamu-jamuan yang direbus dan sejak sebagian konstituen bawang putihdapat larut di air, ada kemungkinan bahwa pengobatan tradisional mampu mengekstrak semua komponen obat bioaktif di bawang putih.
Bakteri nosocomial dikenal untuk bertahan di bawah berbagai kondisi lingkungan, termasuk pH dan fluktuasi suhu dan masih tetap menular juga, sejak bawang putih bisa dimakan dan bawang putih segar dapat diperas pada tempat yang menular, yang sepenuhnya penting untuk mengetes kemanjuran bawang putih dibawah kondisi ini, supaya merangsang kondisi perut dan sistem usus yang berhubungan dengan lambung perut. Diameter zona luas penghambat pertumbuhan memproduksi antara pH 4-8 menandai bawang putih lebih stabil di bawah asam rendah dan lingkungan alkali hampir sama dengan laporan Jaber dan Al-Mozawi (2007), yang juga memperhatikan kurangnya aktivitas bawang putih pada asam rendah dan nilai pH alkali lebih tinggi. Konstituen bawang putih lain jiplakan sistein, larutan pelarut yang mana telah dilaporkan stabil di bawah netral atau kondisi asam rendah.
Efek meningkatnya suhu pada khasiat bawang putih ditunjukkan di tabel 3. aktivitas bawang putih meningkat dengan naiknya suhu sampai 80oC, yang mana melebihi aktivitas tetap baik konstan atau berkurang, sama dengan laporan Roy. Diketahui bahwa naiknya suhu meningktakan daya larut campuran kimia. Pengobatan tradisional biasanya mendidihkan preparat merka sebelum menyalurkan kepada pasien mereka. Hasil pembelajaran ini cenderung untuk mendukung metode menididhkan bahan-bahan tanaman oleh pengobatan tradisional.
MIC dan MBC prosedur menguji kadar logam sering digunakan untuk menilai bermacam-macam agen seperti antibiotik, antiseptik, disinfektan, dan kemoterapi. Agen antimikroba dengan aktivitas rendah melawan organisme biasanya memberi MIC tinggi dan nilai MBC, sementara mereka yang khasiatnya lebih tinggi memberi MIC rendah dan nilai MBC. Di pembelajaran ini nilai MIC untuk S. aureus (NSA1) 50 mg/ml dan nilai MBC 75 mg/ml; sementara untuk S. pneumonia (NSP1) nilai MIC 75 mg/ml dan nilai MBC 100 mg/ml untuk ekstrak air (tabel 4). Nilai MIC untuk E. Coli (NIC1) 100 mg/ml dan nilai MBC 125 mg/ml; sementara untuk P. Aeruginosa (NPA1) nilai MIC 125 mg/ml san nilai MBC 150 mg/ml untuk ekstrak pelarut. Nilai MBC untuk etanol dan ekstrak kloroform diikuti pola sama dengan ekstrak air, walaupun dengan nilai lebih tinggi. Nilai MIC diperoleh di pembelajaran ini baik sama atau lebih rendah daripada nilai MBC sama dengan pengamatan yang dibuat oleh Croshow (1983). Dalam merawat luka yang terbuka, pengobatan tradisional biasanya perasan jus dan perasan bawang putih dan pemakaian sama dengan area terinfeksi beberapa waktu. Dan dalam melakukan hal yang sama, itu mungkin untuk mencapai level dosis antibakteri seperti diindikasikan oleh nilai MIC dan MBC. Dalam pembelajrana ini nilai MIC dan MBC rendah untuk S. aureus (NSA1) dan S. pneumonia (NSP1) dan tinggi untuk E. Coli (NSC1) dan P. Aeruginosa (NPA1), indikasi bahwa bawang putih mempunyai potensi terapi dan menegasakan untuk melanjutkan penggunaan dalam praktek medis tradisional. Jaber dan Al-Mozawi (2007) telah melaporkan bahwa itu sangat sulit bagi sebagaian bakteri untuk mengembangkan daya tahan pada bawang putih, pura-pura karena mode aksi bawang putih dengan komplit berbeda dari antibiotik lain. Pada awalnya, Ankri dan Mirelman (1999) telah mengemukakan bahwa perkembangan daya tahan antibiotik betalaktam 1000 lipatan lebih mudah daripada perkembangan daya tahan alisin, prinsip aktif yang utama dalam bawang putih, hingga membuat bawang putih cocok digunakan dalam melawan rumah sakit berbasis patogen. Efek ekstrak mentah diukur oleh nilai MIC dan MBC pada patogen, dikuatkan dengan beberapa laporan bahwa mikroorganisme berubah-ubah secara signifikan dalam kerentanan mereka pada agen racun. Data dari pembelajaran ini menunjukkan bahwa ekstrak air lebih efektif daripada ekstrak organik. Ketika bahan tanaman di air, sejumlah veno dan hidrolisis dilepaskan dan enzim-enzim ini membantu untuk mengatur aktivitas campuran aktif dalam ekstrak.
Dalam pembelajaran sekarang antibiotik standar metronidazole terus-menerus melihatkan potensi superior ketika dibandingkan dengan ekstrak mentah ini mungkin dihubungkan dengan fakta bahwa metronidazole sebagai antibiotik konvensional dipersiapkan oleh alat pabrik yang dapat ditiru dan prosedur, ekstrak obat herbal adalah subjek untuk penurunan dan pembusukan pada penyimpanan. Roy telah melaporakan berkurangnya potensi ekstrak bawang putih di atas penyimpanan dan dihubungkan ke penguapan alami prinsip aktif dalam bawang putih. Persiapan dan penyimpanan bahan tanaman seperti farmasi lain juga mendapatkan kondisi spesial penyimpanan. Ekstrak mentah dan campuran asli beberapa tanaman telah dilaporkan untuk khasiat aktivitas antibiotik, karenanya kebutuhan untuk menggunakan kedua sisi untuk melawan infeksi yang suka melawan, khususnya di lingkungan rumah sakit. Di sebagian Benua Afrika obat herbal kadang-kadang cocok diberikan bersama antibiotik dan ini bisa memimpin baik bermanfaat maupun efek merusak. Seperti yang idharapkan, laboratorium standar bakteri digunakan sebagai kontrol secara konsisten lebih rentan utnuk metronidazole dan ekstrak obat mentah daripada jawaban mereka pada bakteri nosocomial. Mungkin disarankan bahwa patogen nosocomial kurang rentan pada efek obat mentah daripada kontrol bakteri. juga kemampuan bawang putih untuk menghambat pertumbuhan gram positif dan gram negatif bakteri menunjukkan bahwa itu mempunyai aktivitas spektrum luas dan bisa digunakan untuk formulasi baru spektrum zat antibakteri.
Tabel 2.Efek variasi ph pada aktivitas ekstrak larutan mentah bawang putih
Bakteri | Kode | Zona penghambat pertumbuhan pH | |||||
NT | 3 | 4 | 6 | 8 | 10 | ||
S. aureus | NSA1 | 20 | 22 | 24 | 27 | 26 | 25 |
| FMSA2 | 29 | 24 | 28 | 30 | 28 | 26 |
E. coli | NEC1 | 18 | 17 | 18 | 20 | 19 | 18 |
| FMEC2 | 26 | 23 | 27 | 28 | 26 | 23 |
S. pneumonia | NSP1 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 24 |
| FNSP2 | 28 | 25 | 26 | 27 | 25 | 25 |
P. aeroginosa | NPA1 | 8 | 7 | 8 | 9 | 7 | 7 |
| FMPA2 | 20 | 21 | 23 | 25 | 20 | 19 |
Tabel 3. Efek variasi suhu pada aktivitas ekstrak larutan mentah bawang putih
Bakteri | Kode | Zona penghambat pertumbuhan (oC) | |||||
NT | 30 | 50 | 60 | 80 | 100 | ||
S. aureus | NSA1 | 21 | 21 | 23 | 27 | 26 | 24 |
| FMSA2 | 25 | 25 | 27 | 29 | 30 | 26 |
E. coli | NEC1 | 17 | 17 | 18 | 19 | 20 | 18 |
| FMEC2 | 24 | 24 | 27 | 28 | 28 | 25 |
S. pneumonia | NSP1 | 20 | 21 | 21 | 23 | 23 | 23 |
| FMSP2 | 24 | 23 | 26 | 28 | 28 | 27 |
P. aeroginosa | NPA1 | 6 | 7 | 7 | 8 | 9 | 8 |
| FMPA2 | 18 | 19 | 20 | 22 | 22 | 16 |
Tabel 4. Nilai MIC dan MBC ekstrak mentah bawang putih
Bakteri | Kode | Konsentrasi (mg/ml) | |||||||
Air | Etanol | Kloroform | Metronidazole | ||||||
MIC | MBC | MIC | MBC | MIC | MBC | MIC | MBC | ||
S. aureus | NSA1 | 50 | 75 | 75 | 100 | 75 | 125 | 25 | 25 |
| FMSA2 | 25 | 25 | 25 | 50 | 25 | 50 | 12,5 | 12,5 |
E. coli | NEC1 | 100 | 125 | 125 | 150 | 150 | 175 | 25 | 25 |
| FMEC2 | 50 | 50 | 50 | 75 | 75 | 75 | 25 | 25 |
S. pneumonia | NSP1 | 75 | 100 | 100 | 125 | 100 | 150 | 12,5 | 25 |
| FMSP2 | 25 | 50 | 25 | 50 | 25 | 50 | 12,5 | 12,5 |
P. aeroginosa | NPA1 | 125 | 150 | 150 | 175 | 150 | 200 | 25 | 50 |
| FMPA2 | 50 | 50 | 75 | 75 | 50 | 75 | 25 | 25 |
Kesimpulan
Pembelajaran ini secara konsisten didemonstrasikan khasiat bawang putih melawan nosocomial S. aureus, E. Coli, S. pneumonia, dan P. Aeruginosa yang sering ditunjukkan di atas rata-rata ketahanan beberapa agen antimikroba. Jika proses dengan baik, persiapan bawang putih bisa digunakan untuk merawat infeksi nosocomial disebabkan oleh bakteri rentan. Bawang putih bisa digunakan untuk perkembangan spektrum antibiotik yang luas.
Langganan:
Postingan (Atom)